TUGAS KELOMPOK
“TRANSLASI PADA SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK“
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Sel
NURSYAHID SIREGAR : 1420332013
PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN
FAK
KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2014
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Translasi
Pada Sel Eukariotik dan Prokariotik ” guna melengkapi tugas kelompok.
Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis merasa betapa besarnya manfaat dan bantuan
yang telah diberikan oleh semua pihak terutama yang memberi masukan sehingga
dapat dijadikan sebagai pedoman bagi penulis dalam menyelesaikan semua
permasalahan yang ada.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan serta saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Sehubungan dengan itu
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan mendapat pahala
disisi Allah.
Amin
Padang, Februari 2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang
pewarisan sifat dan keragaman ciri suatu organisme, baik organisme uniseluler
maupun maupun multiseluler. Unsur
pembentuk utama materi genetik adalah protein. Senyawa protein mampu disintesis
oleh tubuh. Polipeptida disintesis secara bertahap, mulai dengan asam amino terminal
N dan berakhir pada asam amino terminal C (Goodenough, 1984). Dengan cara yang
serupa, mRNA yang memerintahkan urutan polipeptida dibaca oleh apparatus yang
mensintesis protein dalam cara bertahap, satu kodon setiap saat, mulai dari
atau di dekat ujung 5’ dan berjalan menuju ujung 3’. Masing-masing kodon pada
molekul mRNA terdiri atas tiga nukleotida (triplet).
Translasi
dalam genetika
dan biologi molekular adalah proses penerjemahan
urutan nukleotida
yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida
atau protein.
Transkripsi
dan Translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein.
Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen
dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan sandi
genetika pada mRNA. Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan biosintesis
protein setelah proses transkripsi. Translasi melibatkan ribosom sebagai tempat
penggabungan asam amino-asam amino menjadi polipeptida dan tRNA sebagai pembawa
asam amino ke ribosom dan “penerjemah” sandi genetika mRNA. Antibiotika dapat
menghambat atau menghentikan proses translasi pada biosintesis protein,
contohnya antibiotika anisomycin, cycloheximide, chloramphenicol, dan tetracycline.
Translasi sangat berhubungan dengan proses transkripsi, karena kedua tahap
tersebut merupakan tahap dalam sinteseis protein dalam sel.
Mekanisme dasar translasi serupa untuk prokariot dan eukariot. Secara umum proses
translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri
atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon
pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA
mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling
berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino
tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi
(pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai pada
kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG pada
RNA. Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun kodon-kodon
setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Banyak
asam amino yang dapat disandikan oleh lebih dari satu kodon. Tempat-tempat
translsasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian
secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan
dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan
dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Pada proses
pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 5’3P ke arah 3′OH sepanjang
mRNA sambil merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga
bertemunya ribosom dengan kodon akhir pada mRNA. Walaupun mekanisme dasar transkripsi dan translasi
serupa untuk prokariot dan eukariot, terdapat suatu perbedaan dalam aliran
informasi genetik di dalam sel tersebut.
Eukariot memiliki inti
sejati (nukleus). Inti ini mengandung bagian terbesar dari genom-genom sel
eukariot. Genom terbagi dalam seperangkat kromosom yang dispisah sesudah
terjadi penggandaan pada peristiwa mitosis. Sel uakariot mengandung organel
yaitu mitokondria dan kloroplast (pada tumbuh-tumbuhan), dan organel-organel
ini mengandung sebagian kecil genom lain, terutama dalam bentuk cincin tertutup
molekul DNA. DNA terdapat di dalam inti sel. DNA akan tetap berada dalam inti
sel, sedangkan protein dibuat di dalam sitoplasma. Selain DNA, sel eukariot
mengandung sejumlah molekul RNA dengan panjang kurang lebih 300 nukleotida.
Sebagian molekul-molekul ini disintesis oleh RNA polimerase III di luar
nukleolus.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses
translasi pada sel eukariotik dan
prokariotik yang meliputi tahap inisiasi, elongasi dan
terminasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dogma Sentral
Gen
menyediakan instruksi untuk membuat protein spesifik. Akan tetapi gen tidak
membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan sintesis protein
adalah asam nukleat RNA, dimana RNA mirip dengan DNA hanya saja RNA mengandung
gula ribose sebagai pengganti deoksiribosa dan mengandung basa bernitrogen
urasil sebagai pengganti timin. Dengan demikian, setiap nukleotida disepanjang
untai DNA mengandung A, G, C, atau T sebagai basanya, sedangkan setiap
nukleotida di sepanjang untai RNA mengandung A, G, C, atau U sebagai basanya.
Dalam
mendeskripsikan aliran informasi dari gen ke protein menggunakan istilah
linguistic, karena asam nukleat maupun protein merupakan polimer dengan
sekuens-sekuens spesifik monomer yang menyampaikan informasi. Gen umumnya
memiliki panjang yang mencapai ratusan atau ribuan nukleotida; masing-masing
gen mengandung sekuens basa spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein
juga mengandung monomer-monomer yang tertata dalam urutan linear tertentu
(struktur primer protein), namun monomer-monomernya merupakan asam amino.Dengan
demikian, asam nukleat dan protein mengandung informasi yang tertulis dalam dua
bahasa kimiawi yang berbeda, ini membutuhkan dua tahap utama dari DNA ke
protein, transkripsi dan translasi.
Dalam
istilah biologi molekuler dikenal istilah Dogma Sentral Biologi Molekuler.
Dogma sentral adalah suatu kerangka kerja untuk dapat memahami urutan transfer
informasi antara biopolymer (DNA, RNA, protein) dengan cara yang paling umum
dalam organisme hidup. Sehingga secara garis besar, dogma sentral maksudnya
adalah semua informasi terdapat pada DNA, kemudian akan digunakan untuk
menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan sebagian informasi pada RNA
tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut
translasi.
B. Definisi Translasi
Translasi
adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi
rangkaian asam–asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Pada
translasi hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang
menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka). Model rRNA adalah salah
satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis
protein, sedangkan tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida.
Suatu
ORF (open reading frame, kerangka baca
terbuka) dicirikan
oleh :
1. Kodon
inisiasi translasi, yaitu urutan ATG ( pada DNA ) atau AUG ( pada mRNA )
2. Serangkaian
urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon
3. Kodon
terminasi translasi, yaitu TAA ( UAA pada mRNA ), TAG ( UAG pada mRNA ), atau
TGA ( UGA pada mRNA ).
Perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa thymine ( T )
melainkan dalam bentuk uracil (U)
Kodon (kode genetik) adalah urutan
nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida berurutan (triplet codon) yang menyandi suatu asam amino tertentu, misalnya
ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi
merupakan kodon untuk asam amino metionin yang mengawali struktur suatu
polipeptida (protein) yaitu khusus pada sel eukariotik.
Translasi berlangsung di dalam ribosom
yang ada di dalam sitoplasma. Ribosom disusun oleh molekul-molekul rRNA dan
beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit yaitu subunit kecil
dan subunit besar. Pada sel eukariotik subunit kecil berukuran 40S sedangkan
subunit besar berukuran 60S, tetapi sebagai suatu kesatuan, ribosom eukariot
mempunyai koofisien sedimentasi sebesar 80S.
Pada sel eukariot, proses translasi baru
dapat berlangsung jika proses transkripsi (sintesis mRNA yang matang) telah selesai dilakukan. Berbeda dengan sel
prokariot, dimana proses translasi sudah dimulai sebelum proses transkripsi
selesai dilakukan. Perbedaan ini disebabkan oleh struktur sel eukariot lebih
kompleks karena sudah ada pembagian ruang dan sudah ada inti sel yang jelas.
DNA genom terletak di dalam inti sel sehingga terpisah dari komponen sel yang
lain.
Ada tiga komponen penting yang harus ada
dalam suatu proses translasi, yaitu :
1. mRNA
(tersusun atas kode genetic)
2. Ribosom
3. tRNA
bersama dengan asam amino
4. Enzim-enzim
C. Tujuan Translasi
Translasi bertujuan untuk membentuk protein dari asam-asam amino spesifik
dan akan membentuk rangkaian protein yang berbeda pula. Translasi yang umumnya
dikenal sebagai biosintesis protein adalah suatu proses pembacaan dari mRNA
hasil dari transkripsi DNA hingga perubahan dari rangkaian RNA menjadi suatu
rangkaian protein dari asam-asam amino yang spesifik yang berasal dari tRNA
pada proses translasi.
D. Komponen yang berperan dalam proses translasi RNA
Bila dibandingkan
dengan transkripsi, translasi merupakan proses yang lebih rumit karena
melibatkan fungsi berbagai makromolekul. Oleh karena kebanyakan di antara
makromolekul ini terdapat dalam jumlah besar di dalam sel, maka sistem
translasi menjadi bagian utama mesin metabolisme pada tiap sel. Makromolekul
yang harus berperan dalam proses translasi meliputi:
1.
Lebih
dari 50 polipeptida serta 3 hingga 5 molekul RNA di dalam tiap ribosom.
2.
Sekurang-kurangnya
20 macam enzim aminoasil-tRNA sintetase yang akan mengaktifkan asam amino.
3.
40 hingga
60 molekul tRNA yang berbeda.
4.
Sedikitnya
9 protein terlarut yang terlibat dalam inisiasi, elongasi, dan terminasi
polipeptida.
Tahap
|
Komponen yang berperan
|
Fungsi
|
Inisiasi
|
N-Formilmetionil-tRNA
|
Dibutuhkan dalam
perakitan ribosom 80
S (pada eukariot), 70S (pada prokariot)
|
Kodon
inisiasi pada mRNA (AUG)
|
Memulai proses inisiasi
|
|
Subunit
40S dan 60S ribosom (pada Eukariot)
Subunit
30S dan 50S ribosom
(pada Prokariot)
|
Subunit pembentuk
kompleks 80S ribosom (Pada Eukariot)
Subunit pembentuk
kompleks 70S ribosom
(Pada Prokariot)
|
|
GTP
|
Penyimpan energi yang
digunakan pada pembentukan kompleks ribosom 80 S (pada eukariot), 70S
(pada prokariot)
|
|
Faktor
inisiasi (IF-1, IF-2, IF-3) dan mRNA
Faktor
inisiasi (eIF-4A, eIF-4E, eIF-4G) dan mRNA
|
Pada Prokariot:
IF-1 dan F3 untuk
mempromosikan disosiasi dari ribosom 70S dalam subunit 30S dan 50S, IF-2
sebagai pembawa molekul GTP dan membentuk ikatan initiator tRNA pada subunit
30S bebas.
Pada eukariot
|
|
Pemanjangan
(elongasi)
|
Ribosom
70S (prokariot), 80 S(Eukariot) fungsionil
|
Tempat berlangsungnya
proses translasi RNA
|
tRNA
aminosil
|
Pembawa gugus aminosil
yang akan dipindahkan oleh peptidil transferase pada sisi P
|
|
Faktor
pemanjangan (Tu, Ts, dan G)
|
Menukar GDP menjadi GTP
|
|
Peptidil
transferase
|
Memindahkan rantai
peptida ke tRNA pada sisi P
|
|
Terminasi
|
Kodon
terminasi pada mRNA
|
Kodon yang mengaktifkan
kerja dari protein faktor pembebasan.
|
Faktor
pembebasan (R1, R2, dan R3) untuk Prokariot
Faktor
pembebasan eRF1
dan eRF3 untuk Eukariot
|
Protein yang berfungsi
untuk mengakhiri proses elongasi pada translasi RNA.
|
5.
Ribosom
Translasi atau pada
hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam ribosom, suatu struktur
organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma. Ribosom terdiri atas dua sub
unit, besar dan kecil, yang akan menyatu selama inisiasi translasi dan terpisah
ketika translasi telah selesai. Ukuran ribosom sering dinyatakan atas dasar
laju pengendapannya selama sentrifugasi sebagai satuan yang disebut satuan Svedberg (S). Pada kebanyakan prokariot
ribosom mempunyai ukuran 70S, sedangkan pada eukariot biasanya sekitar 80S.
Tiap ribosom
mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-masing dinamakan sisi aminoasil (sisi A) dan sisi peptidil (sisi P). Molekul
aminoasil-tRNA yang baru memasuki ribosom akan terikat di sisi A, sedangkan
molekul tRNA yang membawa rantai polipeptida yang sedang diperpanjang terikat
di sisi P.
Gambaran penting
sintesis protein adalah bahwa proses ini berlangsung dengan arah tertentu
sebagai berikut:
1.
Molekul
mRNA ditranslasi dengan arah 5’à 3’, tetapi tidak
dari ujung 5’ hingga ujung 3’.
2.
Polipeptida
disintesis dari ujung asam amino ke ujung karboksil dengan menambahkan asam-asam
amino satu demi satu ke ujung karboksil. Sebagai contoh, sintesis protein yang
mempunyai urutan NH2-Met-Pro-...-Gly-Ser-COOH pasti dimulai dengan
metionin dan diakhiri dengan serin.
KOMPONEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK TRANSLASI
Sejumlah besar komponen dibutuhkan
untuk sintesis rantai polipeptida. Komponen ini meliputi semua asam amino yang
ditemukan dalam produk akhir, mRNA yang harus ditranslasikan, tRNA ribosom
fungsional, sumber energi dan enzim, serta faktor-faktor protein yang
dibutuhkan untuk inisiasi, elongasi dan terminasi rantai polipeptida.
1.
Asam amino
Semua
asam amino yang akhirnya muncul di dalam protein yang berbentuk harus tersedia
saat sintesis protein. Jika satu asam amino hilang, asam amino tersebut akan
tersedia dalam jumlah terbatas di dalam sel sehingga translasi akan berhenti
pada kodon yang menentukan asam amino tersersebut.
2.
RNA
transfer (tRNA)
Setidaknya
satu jenis tRNA spesifik dibutuhkan untuk setiap asam amino. Pada manusia
terdapat sdikitnya 50 jenis tRNA. Karena hanya ada 20 asam amino berbeda yang
umumnya dibawa oleh tRNA, beberapa asam amino mempunyai lebih dari satu molekul
tRNA yang spesifik.
a.
Tempat
perlekatan asam amino
Setiap molekul tRNA mempunyai satu tempat perlekatan untuk setiap
asam amino spesifik di ujung 3 nya. Gugus karboksil asam amino berada dalam
ikatan ester dengan gugus 3’hidroksil pada bagian ribosa adenosin nukleotida di
ujung 3’tRNA. Asam amino yang melekat pada molekul tRNA dianggap terkativasi.
b.
Antikodon
Setiap molekul tRNA juga mengandung rangkaian nukleotida
tiga-basa-antikodon-yang mengenali kodon spesifik pada mRNA. Kodon ini
menentukan insersi dalam rantai peptida asam amino.
3.
Aminoasil-tRNA
sintetase
Famili
enzim ini dibutuhkan untuk melekatkan asam amino pada tRNA yang sesuai. Setiap
anggota famili enzim ini mengenali asam amino yang spesifik dan tRNA yang
berhubungan dengan asam amino tersebut. Karena itu, enzim-enzim ini
mengimplementasikan kode genetik karena enzim ini bertindak sebagai kamus
molekular yang dapat membaca kode 3-huruf asam nukleat dan kode 20-huruf asam
amino. Setiap aminoasil-tRNA sintetase mengatalisasi reaksi dua-tahap yang
menghasilkan perlekatan kovalen gugus karboksil dari asam amino ke ujung
-3’tRNA yang sesuai. Keseluruhan reaksi ini membutuhkan ATP, yang diuraikan
menjadi AMP dan Ppi
.
4.
RNA messenger (mRNA)
mRNA
khusus yang dibutuhkan sebagai cetakan untuk sintesa rantai polipeptida yang
diinginkan harus tersedia.
5.
Ribosom
yang kompeten secara fungsional
Ribosom
adalah kompleks protein an rRNA yang besar. Ribosom terdiri dari 2 subunit-1
besar dan 1 kecil yang ukuran relatifnya diberikan sesuai koefisien sedimen.
a.
RNA Ribosom
Ribosom prokariot mengandung
3 molekul rRNA, sementara ribosom eukariotik mengandung 4 molekul rRNA. rRNA
mempunyai regio struktur sekunder luas yang berasal dari pemasangan biassa
sekuens komplementer nukelotida di bagian molekul yang berbeda. Pembentukan
regio untai-ganda di dalam molekul sebanding dengan pembentukan yang terdapat
di dalam tRNA.
b.
Protein
ribosom
Protein ribosom terdapat
dalam jumlah yang cukup banyak di dalam ribosom eukariotik dibanding di dalam
ribosom prokariotik. Protein ini berperan pada struktur dan fungsi ribosom dan
interaksinya dengan komponen sistem translasi lainnya.
c.
Tempot A,
P, dan E pada ribosom
Ribosom mempunyai 3 tempat pengikatan
untuk molekul tRNA-tempat A, P dan E yang masing-masing meluas hingga mencapai
kedua subunit. Bersama-sama, ketiganya mencakup 3 kodon di dekatnya. Selama
translasi, tempat A mengikat satu aminoasil-tRNA yang datang sesuai arahan
kodon yang kini menempati tempat ini. Kodon ini menentukan asam amino
berikutnya yang akan ditambahkan ke dalam rantai polipeptida yang sedang
tumbuh. Tempat P kodon ditempati oleh peptidil-tRNA. tRNA ini membawa rantai
asam amino yang telah disintesis. Tempat E di isi oleh tRNA kosong yang akan
keluar dari ribosom.
d.
Lokasi
ribosom dalam sel
Di dalam sel eukariotik, ribosom terdapat”bebas” dalam sitosol
atau berada berdekatan dengan retikulum endoplasma.
6.
Faktor
protein
Faktor
inisiasi, elegasi dan terminasi (pelepasan) dibutuhkan untuk sintesis peptida.
Beberapa faktor protein ini melaksanakan fungsi katalis, sementara faktor
lainnya menstabilkan pengangkat sintesis.
7.
ATP dan GTP
dibutuhkan sebagai sumber energi
Pemutusan
empat ikatan berenergi tinggi dibutuhkan untuk penambahan satu asam amino ke
dalam rantai polipeptida yang sedang tumbuh
E. Tahap – Tahap Translasi Pada Sel Eukariotik
1.
Inisiasi Sel Eukariotik
Tahap
Awal Translasi dimulai dengan kodon AUG
Ada beberapa perbedaan tahapan
dalam hal proses iniasi translasi antara prokariot dan eukariot. Pada eukariot,
kodon inisiasi adalah metionin (bukan formil metionin seperti pada prokariot)
tetapi tRNA yang melakukan inisiasi berbeda dari tRNA yang menambahkan metionin
pada bagian dalam polipeptida. Molekul tRNA inisiator disebut tRNAiMet. selain itu, pada eukariot tidak ada sekuens Shine-delgarno seperti yang ada
pada prokariot. Fungsi sekuens inu, yang akan menuntun ribosom untuk menemukan
kodon inisasi. Dilakukan oleh struktur tudung (cap) berupa metil guanosin.
Ribosom bersama-sama dengan
tRNAiMet dapat menemukan kodon awal dengan cara berikatan
dengan ujung 5’ (cap), kemudian melakukan pelarikan (scanning) transkip ke arah
hilir ( dengan arah 5’ => 3 ‘) sampai menemukan kodon awal (AUG). Menurut
model scanning tersebut, ribosom memulai translasi pada waktu menjumpai sekuens
AUG yang pertama kali. Meskipun demikiaan, penelitian pada 699 mRNA eukariot
menunjukkan bahwa sekitar 5-10% AUG yang pertama bukanlah kodon inisiasi. Pada
kasus semacam ini, ribosom akan melewati satu atau dua AUG sebelum melakukan
inisiasi translasi. Sekuens AUG yang dikenali sebagai codon inisiasi adalah
sekuens yang terletak pada sekuens konsensus CCRCCAUGG (R : adalah purin :A
atau G). Pengenalan sukens AUG sebagai kodon inisiasi banyak ditentukan oleh
tRNA Met. Perubahan antikodon pada tRNA Met menyebabkan dikenalinya kodon lain sebagai
kodon inisiasi.
Pada eukariot, faktor inisiasi
translasi yang diperlukan adalah eIF – 1, -2, -3, -5, dan – 6 (huruf e adalah
singkatan dari eukariot) . faktor eIF-3 mengubah subunit kecil ribosom eukariot
(40S) menjadi suatu bentuk yang siap untuk menerima amioasli – tRNA pertama.
Setelah amino – asli tRNA yang pertama melekat, dengan bantuan eIF-2,
terbentuklah kompleks 40S. Selanjutnya, dengan bantuan eIF-4, mRNA melekat ke
kompleks 43S membentuk kompleks 40S. Akhirnya , faktor eIF -5 membantu subunit
besar (60S) untuk melekat pada kompleks 40S sehingga dihasilkan komplek 80S
yang siap untuk melakukan translasi MRNA. Faktor eIF-6 adalah suatu faktor anti
asosiasi yang mencegah subunit 60S untuk berasosiasi dengan subunit 40S sebelum
terbentuk kompleks inisiasi. Faktor eIF – 4F adalah suatu faktor yang melekat
pada struktur tudung pada ujung 5. Faktor ini terdiri atas 3 bagian, yaitu
eIF-4F, eIF-4A, dan eIF – 4G. Bersama sama dengan eIF- 4E, eIF-3 dan poly[A] –
binding protein, faktor eIF-4G menarik subunit 40S ke mRNA sehingga
menstimulasi inisiasi translasi.
Eukariot yang mempunyai situs
pengikatan ribosom, maka pengikatan awal subunit kecil ribosom terjadi pada
ujung 5′ mRNA dan kemudian melakukan pergeseran posisi (scanning) sampai
mencapai kodon inisiasi. Proses ini memerlukan banyak faktor inisiasi dan
beberapa faktor inisiasi ini masih belum diketahui fungsinya.
a. Tahap pertama meliputi pembentukan
kompleks pre‐inisiasi (pre‐initiation complex). Struktur ini
terdiri dari subunit 40S ribosom, ‘ternary complex' yang tersusun dari faktor
inisiasi eIF‐2 yang terikat tRNAMet inisiator, molekul GTP, dan tiga
faktor eIF‐1, eIF‐1A, eIF‐3. Seperti pada bakteria, tRNA inisiator
ini tidak mengenali kodon internal 5′‐AUG‐3′. Berbeda dengan bacteria, tRNA
inisiator eukariot diaminoasetilasi dengan metionin normal, bukan oleh N‐formilmetionin.
b. Kompleks pre‐inisiasi selanjutnya bergabung
dengan ujung 5′ the mRNA. Tahap ini memerlukan kompleks pengikatan tudung (cap
binding complex), kadang‐kadang disebut eIF‐4F, yang terdiri dari faktor
inisiasi eIF‐4A, eIF‐4E dan eIF‐4G. Faktor inisiasi eIF‐4G berfungsi sebagai jembatan antara
eIF‐4E
(yang terikat pada tudung) dan eIF‐3 (yang terikat pada kompleks pre‐inisiasi) (Hentze, 1997). Hasil dari
tahap ini adalah kompleks pre‐inisiasi menjadi terikat pada daerah
ujung 5′ mRNA. Pengikatan ini juga dipengaruhi oleh ekor poli (A) ujung 3′
mRNA. Interaksi ini diduga dimediasi oleh protein PADP (polyadenylate‐binding protein), yang terikat pada ekor poli (A).
c. Setelah kompleks pre‐inisiasi mengikat ujung mRNA,
kompleks ini sekarang disebut kompleks inisiasi (initiation complex), harus
menggeserkan posisinya (scanning) sepanjang mRNA sampai mencapai kodon
inisiasi. Daerah yang harus dipindai (scanning)
ini, disebut daerah leader mRNA eukariotik, panjangnya dapat beberapa puluh,
atau bahkan ratusan nukleotida dan seringkali mengandung daerah yang membentuk
struktur tusuk konde (hairpins) dan struktur pasangan basa lain. Ada dugaan,
struktur tersebut dihilangkan oleh kombinasi faktor inisisiasi eIF‐4A dan eIF‐4B. Faktor inisiasi eIF‐4A, dan mungkin juga eIF‐4B, mempunyai aktivitas helikase
yang dapat memutuskan ikatan basa intramolekuler mRNAhas sehingga dapat
melapangkan jalan kompleks inisiasi. Kodon inisiasi, yang biasanya 5′‐AUG‐3′ pada eukariot, dapat dikenali
sebab urutan ini terdapat dalam urutan konsensus pendek, 5′‐ACCAUGG‐3′, yang dikenal sebagai konsensus
Koza (Kozak consensus).
d. Ketika kompleks inisiasi telah
menduduki kodon inisiasi, subunit besar ribosom akan mengikat kompleks inisiasi
ini. Seperti pada bakteria, tahap ini memerlukan hidrolisis GTP dan pelepasan
faktor‐faktor inisiasi. Faktor inisiasi terakhir yang terlibat pada
tahap ini adalah eIF‐5 (yang membantu pelepasan faktor‐faktor inisiasi lain) dan eIF‐6 (yang bergabung dengan subunit
besar yang tidak terikat dan mencegah untuk menempel pada subunit kecil di
dalam sitoplasma).
Bagian-bagian
ribosom dikaitkan dengan fungsi translasi. Perhatian 3 tempat P-site, A-site
untuk tRNA dan satu tempat untuk mRNA yang dibaca oleh tRNA
2.
Elongasi Sel Eukariotik
Proses
translasi pada langkah perpanjangan polipeptida
Proses
pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation yang secara
umum mempunyai mekanisme yang serupa pada prokariot dan eukariot. Proses
pemanjangan terjadi dalam tiga tahapan, yaitu :
1. Pengikatan aminoasil – tRNA pada sisi A yang ada
diribosom
2. Pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang
ada pada sisi P ke arah sisi A dengan membentuk ikatan peptida, dan
3. Translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon
selanjutnya yang ada disisi A
Didalam
kompleks ribosom, molekul fMet- tRNA Met menempati sisi P(peptidid). Sisi lain pada
ribosom, yaitu sis A (aminoasli), masih kosong pada saat awal sintesis protein.
Molekul tRNA pertama tersebut (fMet- tRNA Met ), berikatan dengan kodon AUG (atau GUG) pada
mRNA melalui antikodon nya. Tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil –tRNA
pada sisi A. Macam tRNA (serta asam amino yang dibawa) yang masuk pada sisi A
tersebut tergantung pada kodon yang terletak pada sisa A. Penyisipan aminoasil
– tRNA yang masuk ke posisi A tersebut dilakukan oleh suatu protein yang
disebut faktor pemanjangan Tu( elongation factor Tu, EF-Tu). Penyisipan ini
dibantu dengan proses hidrolisis GTP menjadi GDP.
Setelah
sisi P dan A terisi, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan ikatan peptodil
yang dikatalisis oleh enzim peptidil transferase. Molekul fMet- tRNA Met , yang ada pada sisi P hanya berisi tRNA yang
ksoong, sedangkan sisi A berisi dipeptidil –TrNA. Selanjutnya terjadi proses translokasi
yaitu pemindahan dipeptidil –tRNA dari sisi A
ke sisi P, sedangkan molekul tRNA kosong yang tadinya menempati
sisi P ditranslokasi ke sisi E (exit).
Pada proses translokasi ini mRNA bergerak sepanjang tiga nukleotida sehingga
kodon berikuitnya terletak pada posisi A untuk menunggu masuknya aminoasil –
tRNA berikutnya. Proses translokasi memerlukan GTP dan faktor pemanjangan G (
elongation factor G, EF-G). Skema proses pemanjangan polipeptida dapat dilihat
pada gambar 123.
Proses
pemanjangan polipeptida berlangsung sangat cepat. Pada E.Coli ketiga tahapan
proses untuk menambahkan satu asam amino ke polipeptida yangs edasng tumbuh
memerlukan waktu sekitar 0,05 detik. Dengan demikian sintesi polipeptida yang
terdiri atas 300 asam amino hanya memerlukan waktu sekitar 25 detik.
Ribosom
membaca kodon – kodon pada mRNA dari ujung 5’ => 3’. Hasil proses translasi
adalah molekul polipeptida yang mempunyai ujung amino dan ujung karboksil.
Ujung amino adalah ujung pertama kali disinetsi dan merupakan hasilm
penerjemahan kodon yang terletak pada ujung 5’ pada mRNA , sedangkan ujung yang
terakhir disintesi adalah gugus karboksil. Ujung karboiksil merupakan hasil
penerjemahan kodon yang terletak pada ujung 3’
pada mRNA . oleh karena itu, sintesis protein berl;angsung dari ujung
amino ke ujung karbiksil.
Translasi
akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA
mencapai posisi A pada ribosom. Dalam keadaan normal tidak ada aminoasil –tRNA
yang membawa asam amino sesuai dengan ketiga kodon tersebut. Oleh karena itu
jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon terminasi tersebut, maka
proses translasi berakhir. Pada E.coli , ketiga sinyal penghentian proses
translasi tersebut dikenali oleh sutau protein, yang disebut release factor
(RF), misalnya RF1 yang mengenali kodon UAA atau UAG, atau RF2 yang mengenali
kodon UAA atau UGA. Sebaliknya , pada eukariot hanya ada satu release factor
yaitu eRF, yang mengenali ketiga kodon terminasi tersebut. Penempelan protein
RF pada kolon terminasi tersebut mengaktifkan enzim peptidil tranferase yang
menghidrolisis ikatan antara polipeptida dengan tRNA pada sisi P dan
menyebabkan tRNA yang kososng tersebut selanjutnya mengalami translokasi ke sis
E. Polipeptida yang sudah dipotong dari tRNA tersebut selanjutnya lepas dari
ribosom. Setelah itu , sub unit 30S dan sub unit 50S akan terdisosiasi sehingga
dapat digunakan untuk proses sintesis protein berikut nya. Secara umum proses
translasi pada eukariotik berlangsung
dengan mekanisme serupa dengan yang terjadi pada prokarotik.
Proses
pemanjangan polipeptida dapat dihambat oleh suatu antibiotik yang disebut
puromisin. Antibiotik ini mempunyai struktur yang mirip dengan suatu
aminoasil-tRNA sehingga dapat melekat pada sisi A ribosom. Jika puromisin
melekat pada sisi A, maka selanjutnya antibiotik itu dapat membentuk ikan
peptida dengan peptida yang ada pada sisi P dan menghasilkan peptidil
puromisin. Peptidil puromisin tidak dapat melekat kuat pada ribosom sehingga
akhirnya terlepas. Hal itu menyebabkan terjadinya terminasi translasi secara
prematur. Mekanisme inilahyang menyebabkan puromisin dapat membunuh bakteri dan
sel lainnya. Antibiotik lainnya yang menghambat translasi dengan cara berikatan
pada ribosom adalah streptomisin, kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin dan cycholeximide.
3.
Terminasi Sel Eukariotik
Tahap akhir translasi
setalah membaca kodon UAG yang memberikan informasi translasi harus berakhir.
Disusul dengan degradasi ribosom yang ditunjukkan dengan terpisahnya sub-unit
ribosom
Tahap terminasi
merupakan tahap akhir dari proses translasi. Terminasi merupakan proses
pelepasan protein yang baru disintesis.
a. Ketika suatu ribosom mencapai suatu
kodon terminasi pada untai mRNA, tempat A pada ribosom itu menerima suatu
protein yang disebut factor pelepas sebagai ganti tRNA
b. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan
antara tRNA di dalam tempat P dan asam amino terakhir dan rantai polipeptida.
Polipeptida ini kemudian dilepaskan dari ribosom
c. Kedua subunit ribosom dan komponen
penyusun yang lain terdisosiasi
Pada proses
translasi mRNA eukariota berumur lebih panjang (jam) dibanding mRNA prokariota
(menit). Pada ujung 5’ mRNA eukariota ditambahkan ‘tudung’ yaitu
7-metilguanosin. Fungsi tudung ini adalah untuk efisiensi translasi. mRNA
eukariota mempunyai urutan pengenal 5’-ACCAUGG disekitar kodon inisiasi AUG.
Urutan ini disebut urutan Kozak (Marilyn Kozak). Pada prosesnya tidak
memerlukan amino acid formylmethionine pada waktu inisiasi, tetapi kodon
startnya tetap AUG, sehingga tRNA awal adalah tRNA-met. Faktor protein untuk
inisiasi, elongasi dan terminasi sama dengan pada prokariota, tetapi jumlah
yang diperlukan lebih banyak. Pada eukariota mempunyai RE (Retikulum Endoplasma).
Struktur RE
memungkinkan ribosom menyalurkan proein yang baru disintesis ke dalam saluran
yang ada pada RE.
Lain halnya dengan prokariot yang tidak mempunyai ER.
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon
terminasi (UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom.
Pada E. coli ketiga sinyal penghentian proses translasi tersebut dikenali oleh
suatu protein yang disebut release factor (RF). Penempelan RF pada kodon
terminasi tersebut mengaktifkan enzim peptidil transferase yang menghidrolisis
ikatan antara polipeptida dng tRNA pada sisi P dan menyebabkan tRNA yang kosong
mengalami translokasi ke sisi E (exit). Setelah proses translasi berakhir,
proses selanjutnya adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita
dalam bentuk fenotip.
F. Tahap – Tahap Translasi Pada Sel Prokariotik
Proses translasi berlangsung
melalui tiga tahapan yaitu; inisiasi, elongasi dan terminasi. Sebelum inisiasi
translasi dilakukan, diperlukan molekul tRNA (aminoasil tRNA) yang berfungsi
membawa asam amino spesifik. Oleh karena itu ada sekitar 20 macam tRNA yang
masing masing membawa asam amino spesifik, karena di alam ada sekitar 20 asam
amino yang menyusun protein alami. Masing-masing asam amino dikaitkan pada tRNA
yang spesifik melalui proses yang disebut tRNA charging (penambahan muatan
berupa asam amino).
Semua tRNA mempunya 3 basa yang
sama pada ujung 3’ yaitu CCA dan penambahan muatan asam amino dilakukan pada
residu adenosin (A). Asam amino dikaitkan pada tRNA melalui ikatan ester antara
gugus karboksilnya dan gugus hidroksil 2’atau 3’ yang ada pada adenosin paling
ujung. Reaksi pengikatan tersebut dilakukan oleh enzim aminoasil tRNA sintase
melalui dua tahapan reaksi. Reaksi pertama adalah aktivitas asam amino dengan
menggunakan ATP sebagai sumber energi dan mneghasilkan aminoasil AMP.
Selanjutnya energi pada aminoasil AMP (yang berupa AMP) digunakan untuk
memindahkan gugus asam amino ke tRNA sehingga dihasilkan aminoasil tRNA.
Selain pengikatan asam amino
pada tRNA, tahapan pra-inisiasi lainnya adalah diasosiasi ribosom menjadi dua
sub unit, yaitu subunit besar dan sub unti kecil, karena pembentukan kompleks
insiasi berlangsung pada sub unit kecil. Pada E.Coli, pemisahan ribosom menjadi dua sub unit dibantu oleh dua
faktor inisiasi (Initiation Factor,
IF). Sebenarnya faktor inisiasi E.Coli
ada tiga (IF-1, IF-2 dan IF-3) namun yang terlibat dalam diasosiasi ribosom
hanya IF-1 dan IF-3. Dalam hal ini, IF-1 mendorong terjadinya diasosiasi
ribosom sedangkan IF-3 mengikat sub unit kecil untuk mencegah supaya subunit
tersebut tidak berasosiasi kembali dengan subunit besar.
1. Inisiasi Sel Prokariotik
Tahap pertama
dalam proses translasi pada prokariot adalah penggabungan mRNA, subunit 30S dan
formilmetionil tRNAf (fMet-tRNA) membentuk kompleks inisiasi 30S.
Pembentukan kompleks ini memerlukan GTP (guanosis tripospat) dan beberapa
protein yang disebut faktor inisiasi (IF). IF-3 secara sendirian dapat
berikatan dengan 30S, tetapi ikatan tersebut distabilkan oleh IF-1 dan IF-2.
Ketiga faktor inisiasi tersebut berikatan dengan subunit 30S secara berdekatan
pada daerah dekat ujung 3’ 16S rRNA. Setelah ketiganya berikatan, mRNA dan
amino asil tRNA yang pertama akan bergabung dengan rangkaian tersebut secara
acak. Pada prokariot, asam amino pertama yang digabungkan adalah N-Formil metionin (fMet). Selain itu
juga diketahui bahwa pada E.Coli ada dua macam tRNA yang dapat membawa metionin,
yaitu tRNAfMet yang dapat membawa metionin tetapi
metionin tidak diformulasi, dan tRNAfMet yang membawa
metionin yang dapat diformulasi. Molekul tRNAfMet inilah
yang berperanan dalam inisiasi translasi. Dalam proses inisiasi, IF-3
berperanan terutama dalam pengikatan mRNA pada ribosom 30S, sedangkan IF-2
berperanan dalam mengikatkan fMet-tRNAfMet pada kompleks
inisiasi 30S. Dalam proses pengikatan tersebut juga diperlukan GTP tetapi GTP
tersebut tidak dihidrolisis. Kompleks inisiasi 30S yang lengkap terdiri atas
ribosom ditambah masing-masing satu molekul fMet-tRNAfMet ,
GTP, IF-1, IF-2 dan IF-3.
Ikatan antara subunit 30S
dengan kodon inisiasi pada mRNA
ditentukan oleh pasangan basa antara sekuens yang disebut sekuens yang disebut
sekuens Shine-Dalgaro (SD) dengan sekuens komplementer pada ujung 3’ 16S rRNA.
Sekuens SD (AGGAGG) terletak disebalah hulu kodon inisiasi dan sekuens inilah
yang dikenal sebagai tempat pengikatan ribosom (ribosom binding site). Perlu diingat bahwa gen-gen pada prokariot
umumnya diorganisasikan secara polisistronik. Masing-masing gen mempunyai kodon
inisiasi translasi dan tempat pengikatan ribosom sendiri sehingga ribosom
berikatan dengan bagian inisiasi pada masing-masing gen dalam polisistron.
Setelah kompleks inisiasi 30S
terbentuk, selanjutnya subunit 50S bergabung dan membentuk kompleks inisiasi
70S. Pada pembentukan kompleks ini, IF-1 dan IF-3 terlepas dari kompleks.
Pebentukan kompleks ini digunkan dilakukan dengan menggunakan energi hasil
hidrolisis GTP yang terjadi pada waktu IF-2 terlepas dari kompleks. Hidrolisis
GTP tersebut tidak mendorong pengikatan ribosom subunit 50S, melainkan
mendorong pelepasan IF-2 yang dapat menghambat pembentukan kompleks inisiasi
30S yang lain. Setelah tahapan ini, terbentuk kompleks inisiasi 70S yang siap
melakukan proses pemanjangan (elongasi) polipeptida.
Secara garis besar,tahapan
inisiasi translasi pada prokariot adalah sebagai berikut:
- Diasosiasi ribosom 70S menjadi subunit 50S dan 30S dengan menggunkan faktor IF-1
- Pengikatan IF-3 pada subunit 30S
- Pengitan IF-1, IF-2 dan GTP bersama-sama dengan IF-3.
- Pengikatan
mRNA dan fMet-tRNAfMet untuk membentuk kompleks
inisiasi 30S
pengikatan subunit 50S, IF-1 dan IF-3 terlepas - IF-2 terlepas dari kompleks bersamaan dengan hidrolisis GTP sehingga terbentuk kompleks inisiasi 70S yang siap melakukan proses pemanjangan polipeptida.
2.
Elongasi Sel Prokariotik
Proses
pemanjangan polypeptida pada eukariota dan prokariota mempunyai mekanisme yang
sama. Pada tahap elongasi terjadi
penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat
yang terpisah yaitu :
a. Tempat
pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil
metionin.
b. Tempat
kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan
kosong.
Proses ini mengalami tiga tahap yaitu :
a. Pengikatan
aminoasil – tRNA pada sisi A yang ada di ribosom
Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan
antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi,
lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu
lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam
amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat
dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti
sebelumnya.
b. Pemindahan
rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P kearah sisi A
dengan membentuk ikatan peptide
tRNA
yang membawa asam amino yang salah akan ditolak memasuki situs A. EF‐Tu merupakan
protein G yang mengikat molekul GTP, suatu molekul sumber energi. Pada
eukariot, faktor elongasi yang setara dengan EF‐Tu adalah eEF‐1, yang
merupakan kompleks yang terdiri dari empat subunit: eEF‐1a, eEF‐1b, eEF‐1d and eEF‐1g
c. Translokasi
ribosom sepanjang mRNA
ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A.
Translokasi (translocation) yang meliputi tiga kejadian secara bersamaan yaitu:
·
Ribosom bergeser
sepanjang tiga nukleotida (satu kodon), kodon berikutnya memasuki situs A
·
tRNA dipeptida bergeser
menempati situs P.
·
tRNA deasetilasi (yang
tidak mengikat asam amino) bergeser memasuki situs E (exit site) pada bakteria atau langsung meninggalkan ribosom pada
eukariot.
Translokasi membutuhkan
energi yang diperoleh dari hidrolisis molekul GTP dan dimediasi oleh EF‐Gpada bakteria
dan eEF‐2
pada eukariot. Jadi dengan terjadinya proses elongasi ini menyebabkan susunan
asam amino menjadi lengkap sesuai dengan cetakannya, banyaknya asam amino yang
dibentuk sesuai dengan jumlah kodon pada informasi genetik di mRNA.
3.
Terminasi Sel Prokariotik
Tahap terminasi
merupakan tahap akhir dari proses translasi. Terminasi merupakan proses
pelepasan protein yang baru disintesis.
a. Ketika suatu ribosom mencapai suatu
kodon terminasi pada untai mRNA, tempat A pada ribosom itu menerima suatu
protein yang disebut factor pelepas sebagai ganti tRNA
b. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan
antara tRNA di dalam tempat P dan asam amino terakhir dan rantai polipeptida.
Polipeptida ini kemudian dilepaskan dari ribosom
c. Kedua subunit ribosom dan komponen
penyusun yang lain terdisosiasi
Pada proses
translasi mRNA eukariota berumur lebih panjang (jam) dibanding mRNA prokariota
(menit). Pada eukariota mempunyai RE
(Retikulum Endoplasma). Struktur RE memungkinkan ribosom
menyalurkan proein yang baru disintesis ke dalam saluran yang ada pada RE. Lain halnya dengan
prokariot yang tidak mempunyai ER.
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon
terminasi (UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Pada
E. coli ketiga sinyal penghentian proses translasi tersebut dikenali oleh suatu
protein yang disebut release factor (RF). Penempelan RF pada kodon terminasi
tersebut mengaktifkan enzim peptidil transferase yang menghidrolisis ikatan
antara polipeptida dng tRNA pada sisi P dan menyebabkan tRNA yang kosong
mengalami translokasi ke sisi E (exit). Setelah proses translasi berakhir,
proses selanjutnya adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita
dalam bentuk fenotip.
TABEL KODE GENETIK
CONTOH
DNA 5′ ATG TAC GGG TTT TCC GTA ACT TGA 3′
3′ TAC ATG CCC AAA AGG CAT TGA ACT 5′
–>yang dipakai adalah rantai sense atau rantai 3′-5′, jadi data
yang digunakan adalah kode berikut :
DNA 3′ TAC ATG CCC AAA AGG CAT TGA ACT 5‘
Transkripsi
mRNA 5′ AUG UAC GGG UUU UCC GUA ACU UGA 3′
Translasi
Metionin-tirosin-glisin-fenilalanin-serin-valin-threonin-stop
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø
Translasi adalah proses
penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian
asam – asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein pada sel
eukariotik.
Ø
Translasi
menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini
memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama
proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan
sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP
Ø Pada prokariot translasi seringkali dimulai sebelum transkripsi
berakhir. Hal ini dimungkinkan terjadi karena tidak adanya dinding nukleus yang
memisahkan antara transkripsi dan translasi. Dengan berlangsungnya kedua proses
tersebut secara bersamaan, ekspresi gen menjadi sangat cepat. Namun, tidak
demikian halnya pada eukariot. Transkripsi terjadi di dalam nukleus, sedangkan
translasi terjadi di sitoplasma (ribosom).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, Reece BJ, Mitchell LG.2002.Biologi.
Jakarta: Erlangga
Subowo. 2011. Biologi Sel. Jakarta :
IKAPI
Yuwono T. 2005. Biologi Molekuler.
Jakarta: Erlangga.